Senin, 13 Juni 2011

we Are The Champions oleh: Queen

We Are The Champions
oleh: Queen

I've paid my dues, time after time
I've done my sentence, but committed no crime
And bad mistakes, I've made a few
I've had my share of sand kicked in my face, but I've come through
We are the champions-my friends
And we'll keep on fighting till the end
We are the champions, we are the champions
No time for losers
Cause we are the champions, of the world
I've taken my bows, and my curtain calls
You brought me fame and fortune, and everything that goes with it
I thank you all
But it's been no bed of roses, no pleasure cruise
I consider it a challenge before the whole human race, and I ain't gonna lose
We are the champions, my friends
And we'll keep on fighting till the end
We are the champions, we are the champions
No time for losers
Cause we are the champions of the world
(repeat),

Rabu, 20 April 2011

ada apa dengan hari senin

Monday…kurasa tak semua orang benci hari senin tapi bagai mana dengan diriku?, dulu aku tak menyadari dan tak mau tahu dengan hari- hari ku.. yang pengting bagiku adalah have fun!!!!
Tapi.. setelah umurku beranjak remaja…muncul sesuatu yang aneh dipikiranku…semua karna pergaulan dan semua karna kurangnya keyakinan akan hidup yang indah. Orang bilang adahari yang sial bagi diri seseorang aku mulai berfikir ternyata tersirat dibenakku kalau hari seninlah hari yang sial bagiku…
Jangan berfikir salah dulu karna yang ku asumsikan sesuai kasus2 yang kualami
Banyak hal yang tak kusukai terjadi pada hari senin….diantaranya saat aku SMP upacara akan segera dimulai aku mendapat jatah membacakan undang-undang dasar karna terlambat dan keburu waktu. Ternyata yang kuambil bukan teks undang-undang tetapi teks doa,… mampus aku…dengan kaget aku melihat teks yang bukan undang-undang itu…semua orang terdiam dan siap-siap mendengarkan suara nan kubilang suara emas ini…hik hik hik…aku tak hapal dan sedikit2dikit ingat karna sudah kebiasaan dengar sekali seminggu dari SD…Ditengah-tengah perjalanan bacaan aku salah, orang pada heboh..untung aja ada kepala sekolah yang pelurus hapalan aku yang berdiri didepanku dengan tegap dan gagah…aku malu tapi cuek ajalah…
Disaat aku SMA…hari ini adalah hari senin tapi aku lupa kalau hari ini adalah ulangan biologi…mampus aku gimana mau ulangan belajar aja ga’….aku duduk dibelakang teman yang hebat dan baik hati n suka memberi, aku ingat GA BOLEH NYONTEK setiap guru bilang seperti itu…hari ini aku tak peduli “saatnya minta jimat” hatiku mulai tak tenang, tak biasanya aku melakukan ini, meskipun nilaiku banyak yang hancur, gara-gara terlalu jujur. Jawaban dikertas kecil itu telah tiba ditanganku tapi kenapa tanganku jadi gemetar dan mukaku memerah…pak sungut biologi mendekatiku…eeeeh ternyata dia melihatnya, ketahuan deh….aku ga bias ngilah lagi…mingkin sudah nasibku kali…hatiku mulai menjerit I HATE MONDAYYYYYYYYY…. Banyak hala aneh yang kuhadapi dihari senin. Aku tak mengerti kenapa??????????????
Kini aku hijrah dibangku kuliah..orang bilang yang kuliah orangnya pada heb at semua…aku rasa ga juga….aku bilang kelas 4 SMA dibangunan yang beda….dan pakaian yang terserah kita yang penting sopan….senin lagi ada masalah bertemu dengan seorang senior yang super aneh…udah numpang dilaptopku eeeghhhh minta diketikan tugas juga lagi…emangnya aku ini asistenmu?? Hatiku kesal….

Waktu terus berlalu aku rasa ini bukan masalah dengan hari senin tapi salahnya pada diriku sendi…aku mulai berfikir dewasa….hari senin ujian tengah semester akan dilaksanakan…kebiasaanku yang tak kan pernah hilang…ga boleh boros n yang penting hemat…2 hari sebelum ujian aju mempersiapkan bahan belajar n memprintnya dengan kertas buram…aku mulai siapkan memori yang berisikan hafalanku dari kertas buram itu…teman yang kubilang sahabat itu adalah orang yang yang bukan sepejlanan dengan ku alias beda agama…tapi dia orang yang baik kutemui, ternyata bahannya kurang dan kupinjamkan buramanku tadi yang berisi bahan kuliah…dia mulai start untuk membaca dan menghapalnya….aku tidak begitu memperhatikanya saat membaca buramanku…kulihat air matanya mulai menetes, aku mulai heran dan mendekati dia “dik…kamu kenapa? “ dengan nada yang rendah aku menyapa nya. Dia menunduk dan menatap buramku, tapi setelah aku menyapanya dia hanya menjawabnya dengan memberikan kertas buram itu ke aku….aku membacanya, ternyata buram yang aku jadikan bahan kuliah adalah materi tentang makrifatullah (mengenal ALLAH), ternyata dia telah membacanya dan melihat ayat- ayat ALLAH yang sangat mudah dimengerti oleh orang-orang ammah seperti aku….aku merasa takut tapi aku juga merasa bersyukur dan berharap dia adalah mariamnya allah yang siap menuju jalan yang sama dengan ku….satu kalimat saja dariku ke dia “maaf kan aku ya dik” aku mulai mengalihkan badanku kebangku dimana aku akan duduk disaat ujian nanti….2 jam kemudian ujian sudah berakhir, seperti biasa aku bersama dia, aku mulai berbicara “dik, habis ni kamu mau pulang atau mau ikut aku kelabor lihat sampel penelitian aku?” dengan tenang dike menjawab “aku ikut kamu,,,,” hati mulai tenang, alhamdulillah ternyata dike ga marah ke aku. Dilabor ternyata hanya kami berdua tanpa ada teknisi labor satupun….dike mulai berbicara dengan satu kalimatnya. “sarah, aku ikut kamu!...” aku ga mengerti apa yang diucapkan dike ke aku..”maksudmu?” aku menatap dike..”kuharap kita satu jalan sarah dan hidup dalam dunia islam yang sesungguhnya!” darahku mengalir cepat terasa dan jantungku terasa copot dari tubuhku…..ALLAHU AKBAR, air mata ku mengalir tanpa kusadari dank u rangkul dike dan kupeluk dia dengan begitu erat, trimakasih ya ALLAH….aku mulai bertasbih tanpa henti didepan dike. Hari ini adalah hari senin, dan aku menemui sahabat, teman dan orang yang kusayangi ternyata akan berjalan bersama menuju keridhain illahi….
Tak pernah ada dalam pikiranku sebelumnya bahwa aku akan membawa seorang mariam nan baik hati menuju jalan ILLAHI. Selama ini aku belajar islam hanya untuk kepentingan diriku sendiri….semuanya kumulai dari kertas buram itu dan hari senin itu….trimakasih allah dan sahabatku yang ku sebut2 sebagai mariam ku harap kau akan menjadi ibu yang tangguh dan kuat seperti mariam ibunya nabi Isa As…. Amin ya rabb

Sabtu, 26 Maret 2011

teknologi tanaman kedelai


TUGAS
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN
BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI
(Glycine max L.)

Oleh:
ARIFNI
0810212081


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG,2011

1.Sejarah tanaman kedelai
Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang kita kenal sekarang (Glycine max (L) Merril).
Berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara). Di Indonesia, yang dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau. Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari daerah Manshukuo menyebar ke daerah Mansyuria: Jepang (Asia Timur) dan ke negara-negara lain di Amerika dan Afrika.
2.Taksonomi Tanaman kedelai
            Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill. Klasifikasi tanaman kedelai sebagai berikut :
Divisio             : Spermatophyta
Classis             : Dicotyledoneae
Ordo                : Rosales
Familia            : Papilionaceae
Genus              : Glycine
Species:           Glycine max (L.) Merill

3.1. Morfologi Tanaman Kedelai
3.1.1 Biji
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan endospperma. Embrio terletak diantara keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapai ada pula yang bundar atau bulat agak pipih. biji kedelai mempunyai ukuran bervariasi, mulai dari kecil (sekitar 7-9 g/100 biji), sedang (10-13g/100 biji), dan besar (>13 g/100 biji). Bentuk biji bervariasi, tergantung pada varietas tanaman, yaitu bulat, agak gepeng, dan bulat telur. Namun demikian, sebagian besar biji berbentuk bulat telur, Biji kedelai tidak mengalami masa dormansi sehingga setelah proses pembijian selesai, biji kedelai dapat langsung ditanam. Namun demikian, biji tersebut harus mempunyai kadar air berkisar 12-13%.
3.1.2. Kecambah
Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air yang cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul diatas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah dibawah kepaing, ungu atau hijau yang berhubungan dengan warna bunga. Kedelai yang berhipokotil ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih. Kecambah kedelai dapat digunakan sebagai sayuran.
3.1.3 Akar
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar. Bintil akar tersebut berupa koloni dari bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum yang bersimbiosis secara mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah mengandung bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari setelah tanam. Bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari udara dalam bentuk gas N2 yang kemudian dapat digunakan oleh kedelai setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3).
3.1.4 Batang dan Cabang
Hipokotil pada proses perkecambahan merupakan bagian batang, mulai dari pangkal akar sampai kotiledon. Hopikotil dan dua keeping kotiledon yang masih melekat pada hipokotil akan menerobos ke permukaan tanah. Bagian batang kecambah yang berada diatas kotiledon tersebut dinamakan epikotil.
Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk 3 sampai 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan setengah terbatas (semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan batang bagian tengah, daun teratas sama besar dengan daun batang tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga secara bertahap dari bawah ke atas dan tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe lainnya.
3.1.5 Bunga
Sebagian besar kedelai mulai berbunga pada umur antara 5-7 minggu. Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.
Pembentukan bunga juga dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban. Pada suhu tinggi dan kelembaban rendah, jumlah sinar matahari yang jatuh pada ketiak tangkai daun lebih banyak. Hal ini akan merangsang pembentukan bunga. Tangkai bunga umumnya tumbuh dari ketiak tangkai daun yang diberi nama rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 2-25 bunga, tergantung kondisi lingkungan tumbuh dan varietas kedelai. Periode berbunga pada tanaman kedelai cukup lama yaitu 3-5 minggu untuk daerah subtropik dan 2-3 minggu di daerah tropik, seperti di Indonesia.
3.1.6  Daun
Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia kotiledon pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang.
3.1.7 Buah atau Polong
Polong kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7-10 hari setelah munculnya bunga pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm. Jumlah polong yang terbentuk pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 1-10 buah dalam setiap kelompok. Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50, bahkan ratusan. Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran biji akan semakin cepat setelah proses pembentukan bunga berhenti. Ukuran dan bentuk polong menjadi maksimal pada saat awal periode pemasakan biji. Hal ini kemudian diikuti oleh perubahan warna polong, dari hijau menjadi kuning kecoklatan pada saat masak.
3.2. Anatomi tanaman kedelai
Fahn (1995) menyatakan bahwa epidermis daun pada berbagai tumbuhan beragam dalam jumlah lapisan jaringan, bentuk, struktur,susunan stomata, munculnya trikoma dan susunanya, dan ada sel khusus. Srtuktur daunnya tipis dan punya dua permukaan dapat dibedakan atas permukaan yang menghadap keatas (adabsial) dan permukaan yang menhadap kebawah (abaksial).
Sel-sel palisade terletak langsung dibawah epidermis yang terdiri dari satu baris atau berbaris ganda tetapi kadangkala ada hypodermis diantara epidermis dan jaringan jaringan palisade. Sel-sel parenkim palisade dapat tersusun dalam satu lapisan atau lebih dan pada hal yang terakhir ini panjang sel-selnya dapat sama dalam barisan yang berbeda, atau dapat pula menjadi lebih pendek menuju bagian tengah mesofilnya. Jaringan palisade biasanya dijumpai dipermukaan adabsial daunnya. Mesofil dari daun kedelai terdiri dari 5 sampai 6 lapisan sel interior kecuali bekas pembuluh. Dua lapisan dibawah epidermis adaksial adalah mesofil palisade yang terdiri dari sel-sel berbentuk tiang dengan masing-masing mengandung 15 sampai 35 kloroplas (lersten dan calson, 1987).
Stomata terdapat pada lapisan epidermis. Stomata bukan merupakan bagian dari system proteksi tumbuhan karena merupakan  bagian dari system proteksi tumbuhan karena merupakan pintu gerbang pertukaran gas antara jaringan dalam tumbuhan dengan linkungan sekitasnya. Pada tumbuhan darat umumnya stomata tersebar pada permukaan daun bagian bawah. pada tumbuhan dikotil stomata pada lapisan epidermis menyebar secara acak, sedangkan pada tumbuhan monokotil stomatanya ditemui dalam baris-baris yang membujur. (McLean daan Cook,1958).
4. Nilai gizi kedelai
Meski berbahan dasar sama, produk olahan dari kedelai memiliki kandungan gizi berbeda-beda. Dosen pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Sugiyono, mengatakan, untuk menentukan nilai gizi suatu makanan sebaiknya diukur dengan kadar kandungan tertentu, misalnya kadar protein, kadar lemak, kadar vitamin tertentu, kadar serat, dan lain-lain. Nilai gizi suatu makanan sebaiknya juga dikaitkan dengan tujuan mengonsumsi makanan itu. Bagi orang yang sedang diet, makanan yang rendah kadar lemak dianggap lebih baik dibandingkan dengan makanan yang tinggi kadar lemaknya. Sebaliknya, bagi yang kekurangan energi lebih baik mengonsumsi makanan yang tinggi kadar lemaknya. Produk-produk yang dibuat dari kedelai, menurut Sugiyono, umumnya memiliki kadar protein relatif tinggi. Tahu pada dasarnya terdiri dari protein dan air sehingga tinggi kadar proteinnya. Sementara, tempe tidak hanya mengandung protein tinggi, tetapi juga mengandung lemak, vitamin, mineral, dan memiliki daya cerna yang baik. Kecap dan susu kedelai mengandung protein dan lemak yang tidak terlalu tinggi (kadar protein dan kadar lemak kurang dari 5 persen). Tauco mengandung protein dan lemak dari kedelai. Kembang tahu mengandung protein dan lemak yang relatif tinggi. Secara keseluruhan, menurut Sugiyono, di antara produk-produk di atas, tempe memiliki kadar protein, kadar lemak, kadar mineral, kadar vitamin, kadar serat, dan daya cerna yang tinggi. Kadar zat antigizi pada tempe juga rendah. Semakin rendah zat anti gizi, maka semakin bagus kandungan gizi pada suatu makanan.
5.peluang ekonomi dari kedelai
Jenis olahan berbahan baku kedelai, baik berupa tempe, tahu, susu kedelai, maupun olahan lain terus berkembang setiap tahunnya. Berbagai macam olahan kedelai kini sudah banyak tersedia, baik di pasar tradisional maupun pasar modern. Saat ini, tidak hanya dianggap sebagai penganan “murah”, tetapi juga sebagai salah satu alternatif pangan sehat yang penjualannya sudah mulai meningkat di Indonesia, bahkan mulai merambah ekspor.
Potensi dan peluang pengembangan aneka olahan kedelai masih terbuka luas sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Peningkatan daya beli masyarakat juga semakin meningkat sehingga peluang usaha aneka olahan kedelai semakin terbuka lebar sehingga industri-industri rumah tangga berbasis kedelai saat ini juga mulai berkembang.
6. prospek kedepan tanaman kedelai
Sebagai sumber protein nabati, kedelai berperan penting dalammeningkatkan gizi masyarakat. Kebutuhan kedelai terus meningkatseiring dengan berkembangnya industri pangan.  Produk panganberupa tahu, tempe, dan kecap memerlukan kedelai dalam jumlah besar. Pada tahun 2002 saja kebutuhan kedelai untuk tahu dan tempemencapai 1,78 juta ton atau 88% dari total kebutuhan nasional.  Secarak eseluruhan, kebutuhan kedelai pada tahun 2004 mencapai 2,02 juta ton, sedangkan produksinya baru 0,71 juta ton, sehingga diperlukan impor 1,31 juta ton.  Ditinjau dari ketersediaan sumber daya yang dimiliki, baik lahan, teknologi, sarana dan prasarana pendukung, produksi kedelai nasional masih dapat ditingkatkan dan bahkan Indonesia berpeluang menjadi negara berswasembada  (pidato  Achmad Suryana, 2007) .
Pertumbuhan permintaan kedelai selama 15 tahun terakhir cukup tinggi, namun tidak mampu diimbangi oleh produksi dalam negeri, sehingga harus dilakukan impor dalam jumlah yang cukup besar. Harga kedelai impor yang murah (terutama dari Amerika Serikat) dan tidak adanya tarif impor menyebabkan tidak kondusifnya pengembangan kedelai di dalam negeri.  Prospek pengembangan kedelai di dalam negeri untuk menekan impor cukup baik, mengingat ketersediaan sumberdaya lahan yang cukup luas, iklim yang cocok, teknologi yang telah dihasilkan, serta sumberdaya manusia yang cukup terampil dalam usahatani. Disamping itu, pasar komoditas kedelai masih terbuka lebar.
Untuk mencukupi kebutuhan kedelai dengan sasaran menekan laju impor menjadi 40% pada tahun 2010 dan menuju swasembada pada tahun 2015 diperlukan upaya peningkatan produksi kedelai dalam negeri rata-rata 9,72% per tahun, dan peningkatan areal tanam serta produktivitas kedelai diproyeksikan meningkat masing-masing 7,25% dan 2,25% per tahun.  Dengan skenario ini, 60% kebutuhan kedelai tercukupi pada tahun 2010 dan swasembada kedelai akan dicapai pada tahun 2015. (Badan Litbang Pertanian,2007).
7. Syarat Pertumbuhan
Tanah dan iklim merupakan dua komponen lingkungan tumbuh yang berpengaruh dan pada pertumbuhan tanaman kedelai. Pertumbuhan kedelai tidak bisa optimal bila hanya ada satu komponen lingkungan tumbuh optimal. Hal ini dikarenakan kedua komponen ini harus saling mendukung satu sama lain sehingga pertumbuhan kedelai bisa optimal.
7.1 Tanah
a) Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu basah, tetapi air tetap tersedia. Jagung merupakan tanaman indikator yang baik bagi kedelai. Tanah yang baik ditanami jagung, baik pula ditanami kedelai.
b) Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik.
c) Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah cukup.
d) Tanah yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebelumnya perlu diberi bakteri Rhizobium, kecuali tanah yang sudah pernah ditanami Vigna sinensis (kacang panjang). Kedelai yang ditanam pada tanah berkapur atau bekas ditanami padi akan lebih baik hasilnya, sebab tekstur tanahnya masih baik dan tidak perlu diberi pemupukan awal.
e) Kedelai juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan organik. Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah dan juga merupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman.
f) Tanah berpasir dapat ditanami kedelai, asal air dan hara tanaman untuk pertumbuhannya cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi, sebaiknya diadakan perbaikan drainase dan aerasi sehingga tanaman tidak kekurangan oksigen dan tidak tergenang air waktu hujan besar. Untuk memperbaiki aerasi, bahan organik sangat penting artinya.
g) Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH= 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH kurang dari 5,5 pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik.
h) Dalam pembudidayaan tanaman kedelai, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.
i)  Ketinggian Tempat juga berpengaruh, varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 0,5- 300 m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl.
7.2 Iklim
a. Panjang hari (photoperiode)
Tanaman kedelai sangat peka terhadap perubahan panjang hari atau lama penyinaran sinar matahari karena kedelai termasuk tanaman “hari pendek”. Artinya, tanaman kedelai tidak akan berbunga bila panjang hari melebihi batas kritis, yaitu 15 jam perhari. Oleh karena itu, bila varietas yang berproduksi tinggi dari daerah subtropik dengan panjang hari 14 – 16 jam ditanam di daerah tropik dengan rata-rata panjang hari 12 jam maka varietas tersebut akan mengalami penurunan produksi karena masa bunganya menjadi pendek, yaitu dari umur 50  -60 hari menjadi 35 – 40 hari setelah tanam. Selain itu, batang tanaman pun menjadi lebih pendek dengan ukuran buku subur juga lebih pendek. Perbedaan di atas tidak hanya terjadi pada pertanaman kedelai yang ditanam di daerah tropik dan subtropik, tetapi juga terjadi pada tanaman kedelai yang ditanam di dataran rendah (<20 m dpl) dan dataran tinggi (>1000 m dpl). Umur berbunga pada tanaman kedelai yang ditanam di daerah dataran tinggi mundur sekitar 2-3 hari dibandingkan tanaman kedelai yang ditanam di datarn rendah. Kedelai yang ditanam di bawah naungan tanaman tahunan, seperti kelapa, jati, dan mangga, akan mendapatkan sinar matahari yang lebih sedikit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan yang tidak melebihi 30% tidak banyak berpengaruh negatif terhadap penerimaan sinar matahari oleh tanaman kedelai.
b. Suhu
Tanaman kedelai dapat tumbuh pada kondisi suhu yang beragam. Suhu tanah yang optimal dalam proses perkecambahan yaitu 30°C. Bila tumbuh pada suhu tanah yang rendah (<15°C), proses perkecambahan menjadi sangat lambat, bisa mencapai 2 minggu. Hal ini dikarenakan perkecambahan biji tertekan pada kondisi kelembaban tanah tinggi. Sementara pada suhu tinggi (>30°C), banyak biji yang mati akibat respirasi air dari dalam biji yang terlalu cepat. Disamping suhu tanah, suhu lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan tanaman kedelai. Bila suhu lingkungan sekitar 40°C pada masa tanaman berbunga, bunga tersebut akan rontok sehingga jumlah polong dan biji kedelai yang terbentuk juga menjadi berkurang. Suhu yang terlalu rendah (10°C), seperti pada daerah subtropik, dapat menghambat proses pembungaan dan pembentukan polong kedelai. Suhu lingkungan optimal untuk pembungaan bunga yaitu 24 -25°C.
c. Distribusi curah hujan
Hal yang terpenting pada aspek distribusi curah hujan yaitu jumlahnya merata sehingga kebutuhan air pada tanaman kedelai dapat terpenuhi. Jumlah air yang digunakan oleh tanaman kedelai tergantung pada kondisi iklim, system pengelolaan tanaman, dan lama periode tumbuh. Namun demikian, pada umumnya kebutuhan air pada tanaman kedelai berkisar 350 – 450 mm selama masa pertumbuhan kedelai.
Pada saat perkecambahan, faktor air menjadi sangat penting karena akan berpengaruh pada proses pertumbuhan. Kebutuhan air semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur tanaman. Kebutuhan air paling tinggi terjadi pada saat masa berbunga dan pengisian polong. Kondisi kekeringan menjadi sangat kritis pada saat tanaman kedelai berada pada stadia perkecambahan dan pembentukan polong.
Untuk mencegah terjadinya kekeringan pada tanaman kedelai, khususnya pada stadia berbunga dan pembentukan polong, dilakukan dengan waktu tanam yang tepat, yaitu saat kelembaban tanah sudah memadai untuk perkecambahan.
Selain itu, juga harus didasarkan pada pola distribusi curah hujan yang terjadi di daerah tersebut. Tanaman kedelai sebenarnya cukup toleran terhadap cekaman kekeringan karena dapat bertahan dan berproduksi bila kondisi cekaman  kekeringan maksimal 50% dari kapasitas lapang atau kondisi tanah yang optimal. Selama masa stadia pemasakan biji, tanaman kedelai memerlukan kondisi lingkungan yang kering agar diperoleh kualitas biji yang baik. Kondisi lingkungan yang kering akan mendorong proses pemasakan biji lebih cepat dan bentuk biji yang seragam
8. STADIA PERTUMBUHAN KEDELAI

Pengetahuan tentang stadia pertumbuhan tanaman kedelai sangat penting, terutama bagi para pengguna aspek produksi kedelai. Hal ini terkait dengan jenis keputusan yang akan diambil untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal dengan tingkat produksi yang maksimal dari tanaman kedelai, misalnya waktu pemupukan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, serta penentuan waktu panen.
1. Stadia pertumbuhan vegetatif
Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman mulai muncul ke permukaan tanah sampai saat mulai berbunga. Stadia perkecambahan dicirikan dengan adanya kotiledon, sedangkan penandaan stadia pertumbuhan vegetatif dihitung dari jumlah buku yang terbentuk pada batang utama. Stadia vegetatif umumnya dimulai pada buku ketiga
2. Stadia pertumbuhan reproduktif
Stadia pertumbuhan reproduktif (generatif) dihitung sejak tanaman kedelai mulai berbunga sampai pembentukan polong, perkembangan biji, dan pemasakan biji.
gambar. Stadia pertumbuhan tanaman kedelai
Sumber : University of Illinois. 1992.
Keterangan :
VE : Stadium kecambah awal
VC : Stadium kecambah akhir
V1 : Stadium vegetatif 1
V2 : Stadium vegetatif 2
V3 : Stadium vegetatif 3
R1 : Stadium reproduktif awal
R3 : Stadium reproduktif
R5 : Stadium pembentukan polong
R8 : Senesens

9. Teknik Budidaya Tanaman Kedelai
PENGOLAHAN TANAH
- Tanah dibajak, digaru dan diratakan- Sisa-sisa gulma dibenamkan
- Buat saluran air dengan jarak sekitar 3-4 m
- Tanah dikeringanginkan tiga minggu baru ditanami
- Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1 botol (500 cc) POC NASA diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m² (10 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA, cara penggunaannya sebagai berikut:
- Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram 5-10 meter bedengan.
PENANAMAN
- Rendam benih dalam POC NASA dosis 2 cc / liter selama 0,5 jam dan dicampur Legin (Rhizobium ) untuk tanah yang belum pernah ditanami kedelai
- Buat jarak tanam antar tugalan berukuran 30 x 20 cm, 25 x 25 cm atau 20 x 20 cm
- Buat lubang tugal sedalam 5 cm dan masukkan biji 2-3 per lubang
- Tutup benih dengan tanah gembur dan tanpa dipadatkan
- Waktu tanam yang baik akhir musim hujan
PENJARANGAN & PENYULAMAN
Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari, benih yang tidak tumbuh diganti atau disulam dengan benih baru yang akan lebih baik jika dicampur Legin. Penyulaman sebaiknya sore hari.

PENYIANGAN
Penyiangan pertama umur 2-3 minggu, ke-2 pada saat tanaman selesai berbunga (sekitar 6 minggu setelah tanam). Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2.

PEMBUBUNAN
Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.

PEMUPUKAN
Contoh jenis dan dosis pupuk sebagai berikut :

Waktu

Dosis Pupuk Makro (per ha)


Urea (kg)


SP-36 (kg)


KCl (kg)



2 Minggu Setelah Tanam

50

40

20



6 Minggu Setelah Tanam

30


20

40


Total

80 kg

60 kg

60 kg











POC NASA diberikan 2 minggu sekali semenjak tanaman berumur 2 minggu, dengan cara disemprotkan (4 - 8 tutup POC NASA/tangki). Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 m2 (10 - 20 botol/ha). Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3 - 4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK/tangki). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan, akan lebih aman jika disiramkan.
PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN
Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering.
PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT
1. Aphis glycine Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian: (1) Jangan tanam tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacang-kacangan; (2) buang bagian tanaman terserang dan bakar, (3) gunakan musuh alami (predator maupun parasit); (4) semprot Natural BVR atau PESTONA dilakukan pada permukaan daun bagian bawah.
2. Kumbang daun tembukur (Phaedonia inclusa)
Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun. Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh tanaman. Pengendalian: penyemprotan PESTONA
3. Ulat polong (Ettiela zinchenella)
Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya. Pengendalian : (1) tanam tepat waktu.
4. Kepik polong (Riptortis lincearis) . Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.
5. Lalat kacang (Ophiomyia phaseoli) Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh. Pengendalian : Saat benih ditanam, tanah diberi POC NASA, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan PESTONA. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
6. Kepik hijau (Nezara viridula). Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan. Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulit polong berbintik coklat.
7. Ulat grayak (Spodoptera litura) Gejala : kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain. Pengendalian : (1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam hari (saat ulat menyerang tanaman) beberapa Natural VITURA.
8. Penyakit Layu Bakteri (Pseudomonas sp.) Gejala : layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat. Pengendalian : Varietas tahan layu, sanitasi kebun, dan pergiliran tanaman.
Pengendalian : Pemberian Natural GLIO
9. Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii) Penyakit ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak tanam pendek. Gejala : daun sedikit demi sedikit layu, menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian; tanam varietas tahan dan tebarkan Natural GLIO di awal.
10. Anthracnose (Colletotrichum glycine ). Gejala: daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang paling rendah rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi polong tua menjadi kerdil. Pengendalian : (1) perhatikan pola pergiliran tanam yang tepat; (2) Pencegahan di awal dengan Natural GLIO
11.Penyakit karat (Cendawan Phakospora phachyrizi). Gejala: daun tampak bercak dan bintik coklat. Pengendalian: (1) cara menanam kedelai yang tahan terhadap penyakit; (2) semprotkan Natural GLIO + gula pasir.
12. Busuk batang (Cendawan Phytium Sp). Gejala : batang menguning kecoklat-coklatan dan basah, kemudian membusuk dan mati. Pengendalian : (1) memperbaiki drainase lahan; (2) Tebarkan Natural GLIO di awal.

10. Panen Dan Pascapanen Tanaman Kedelai
Salah  satu  faktor  penting  yang  dapat  menentukan  produktivitas  kedelai  yaitu  penanganan  panen  dan  pascapanen. Adapun  hal-hal  yang  perlu  diperhatikan  antara  lain  saat  dan  umur  panen,  penjemuran,  pembijian, pembersihan biji, dan penyimpanan.
a.  Panen
1.  Ciri dan Umur Panen
Panen  kedelai  dilakukan  apabila  sebagian  besar  daun  sudah  menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur,  buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak- retak,  atau  polong  sudah  kelihatan  tua,  batang  berwarna  kuning  agak  coklat dan gundul. Panen yang terlambat akan merugikan, karena banyak  buah  yang  sudah  tua  dan  kering,  sehingga  kulit  polong  retak-retak  atau  pecah dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan gugur akibat  tangkai buah mengering dan lepas dari cabangnya.   Perlu  diperhatikan  umur  kedelai  yang  akan  dipanen  yaitu  sekitar  75- 110  hari,  tergantung  pada  varietas  dan  ketinggian  tempat.  Perlu  diperhatikan,  kedelai  yang  akan  digunakan  sebagai  bahan  konsumsi  dipetik  pada  usia  75-100  hari,  sedangkan  untuk  dijadikan  benih  dipetik  pada  umur  100-110  hari,  agar  kemasakan  biji  betul-betul  sempurna  dan  merata.  
2.  Cara Panen
Pemungutan  hasil  kedelai  dilakukan  pada  saat  tidak  hujan,  agar  hasilnya segera dapat dijemur. 
·  Pemungutan dengan cara mencabut  Sebelum tanaman dicabut, keadaan tanah perlu diperhatikan
terlebih dulu. Pada tanah ringan dan berpasir, proses pencabutan  akan lebih mudah. Cara pencabutan yang benar ialah dengan  memegang batang poko, tangan dalam posisi tepat di bawah  ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan  dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok  bila tersentuh tangan.   Pemungutan dengan cara memotong  .Alat yang biasanya digunakan untuk memotong adalah sabit yang  cukup tajam, sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan
goncangan. Di samping itu dengan alat pemotong yang tajam,  pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang   33  rontok akibat goncangan bisa ditekan. Pemungutan dengan cara  memotong bisa meningkatkan kesuburan tanah, karena akar  dengan bintil-bintilnya yang menyimpan banyak senyawa nitrat  tidak ikut tercabut, tapi tertinggal di dalam tanah. Pada tanah yang  keras, pemungutan dengan cara mencabut sukar dilakukan, maka  dengan memotong akan lebih cepat. 
3.  Periode Panen
Mengingat kemasakan buah tidak serempak, dan untuk menjaga agar  buah yang belum masak benar tidak ikut dipetik, pemetikan sebaiknya  dilakukan secara bertahap, beberapa kali.
4.  Prakiraan Produksi
Produksi kedelai yang didasilkan para petani Indonesia rata-rata 600- 700 kg/ha.
b.  Pascapanen
1.  Pengumpulan dan Pengeringan
Setelah  pemungutan  selesai,  seluruh  hasil  panen  hendaknya  segera  dijemur.  Kedelai  dikumpulkan  kemudian  dijemur  di  atas  tikar,  anyaman  bambu, atau di lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering sempurna dan  merata,  polong  kedelai  akan  mudah  pecah  sehingga  bijinya  mudah  dikeluarkan.  Agar  kedelai  kering  sempurna,  pada  saat  penjemuran  hendaknya  dilakukan  pembalikan  berulang  kali.  Pembalikan  juga  menguntungkan  karena  dengan  pembalikan  banyak  polong  pecah  dan  banyak  biji  lepas  dari  polongnya.  Sedangkan  biji-biji  masih  terbungkus  polong dengan mudah bisa dikeluarkan dari polong, asalkan polong sudah  cukup kering.  Biji  kedelai  yang  akan  digunakan  sebagai  benih,  dijemur  secara  terpisah. Biji tersebut sebenarnya telah dipilih dari tanaman-tanaman yang  sehat dan dipanen  tersendiri, kemudian dijemur sampai betul-betul kering  dengan  kadar air 10-15 %. Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada  pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang.
2.  Penyortiran dan Penggolongan
Terdapat  beberapa  cara  untuk  memisahkan  biji  dari  kulit  polongan.  Diantaranya  dengan  cara memukul-mukul  tumpukan  brangkasan  kedelai  langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukul- pukul  dimasukkan  ke  dalam  karung,  atau  dirontokkan  dengan  alat  pemotong padi.  Setelah  biji  terpisah,  brangkasan  disingkirkan.  Biji  yang  terpisah  kemudian ditampi agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka  dan  keriput  dipisahkan.  Biji  yang  bersih  ini  selanjutnya  dijemur  kembali  sampai  kadar airnya 9-11 %. Biji  yang  sudah  kering  lalu dimasukkan  ke dalam  karung  dan  dipasarkan  atau  disimpan.  Sebagai  perkiraan  dari  batang  dan  daun  basah  hasil  panen  akan  diperoleh  biji  kedelai  sekitar  18,2 %.
3.  Penyimpanan dan pengemasan
Sebagai tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu  cukup  lama.  Caranya  kedelai  disimpan  di  tempat  kering  dalam  karung.  Karung-karung  kedelai  ini  ditumpuk  pada  tempat  yang  diberi  alas  kayu  agar  tidak  langsung  menyentuh  tanah  atau  lantai.  Apabila  kedelai  disimpan dalam waktu  lama, maka setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur  lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.

I1. Analisis Ekonomi Budidaya Tanaman Kedelai
Perkembangan  tanaman  kedelai  selama  10  tahun  terakhir  menunjukkan  penurunan  yang  cukup  besar,  lebih  dari  50%,  baik  dalam  luasan areal maupun produksinya. Pada  tahun 1992,  luas areal  tanaman  kedelai  mencapai  1,6  juta  ha,  sedangkan  pada  tahun  2003,  luas  areal  hanya  600.000  ha.  Total  produksi  selama  periode  yang  sama menurun  dari 1,9 juta ton menjadi 700 ribu ton.
Ada  dua  masalah  yang  saling  terkait  dan  berpengaruh  terhadap  perkembangan  kedelai,  yaitu  faktor  teknis  dan  sosial-ekonomi.  Faktor  teknis  yang  berpengaruh  terhadap  perkembangan  kedelai  yaitu  kualitas   35  benih  yang  ditanam,  cara  tanam,  cara  pemeliharaan  tanaman,  serta  panen dan penanganan pascapanen. Adapun  faktor sosial-ekonomi yang  mempengaruhi usaha tani kedelai di tingkat petani, diantaranya yaitu luas  pemilikan lahan, status tanaman kedelai, modal, dan resiko.  Pertanaman  kedelai  di  Indonesia  masih  terpusat  di  Pulau  Jawa  (60%);  Sumatra  (15%);  Nusa  Tenggara  Barat  (5%);  serta  selebihnya  tersebar  di Pulau Sulawesi, Kalimantan,  Bali, NTT, Maluku,  dan  Papua.  Kondisi  tersebut  mencerminkan  adanya  perbedaan  sumber  daya  yang  akhirnya menyebabkan adanya keragaman dalam usaha tani kedelai yang  dilakukan  oleh  petani.  Hal  ini  pula  yang  menyebabkan  biaya  dan  keuntungan  yang  diperoleh  petani  bervariasi.  Pengeluaran  biaya  dalam  usaha tani kedelai yang berbeda tersebut antara lain harga benih, pupuk,  pestisida, dan lain-lain.
a.  Biaya dan keuntungan
Untuk  memberi  gambaran  umum,  analisis  usaha  tani  kedelai  mengambil data dari salah satu sentra pertanaman kedelai di Jawa Timur,  yaitu  Kabupaten  Mojokerto  pada  tahun  2004.  Adapun  asumsi-asumsi  yang dipergunakan sebagai berikut :
·  Lahan budidaya kedelai seluas 1 ha, berupa lahan sewa.
·  Upah 1 hari tenaga kerja pria (HKP) senilai Rp 15.000/hari.
·  Upah 1 hari tenaga kerja wanita (HKW) senilai Rp 10.000/hari.
·  Harga jual biji kedelai saat panen di tingkat petani Rp 3.000/kg.
·  Volume produksi sebanyak 2.000 kg.
1.  Biaya
Secara  umum,  biaya  yang  digunakan  pada  kegiatan  usaha  tani  dapat  dikelompokkan  menjadi  biaya  tetap  dan  biaya  tidak  tetap.  Biaya  tetap  adalah  jumlah  biaya  yang  harus  dikeluarkan  dalam  jumlah yang  tetap dan  tidak  terpengaruh oleh  jumlah produk  yang  akan  dihasilkan.  Sementara  yang  dimaksud  dengan  biaya  tidak  tetap  adalah  jumlah  biaya  yang  dikeluarkan  dan  jumlah  tersebut  akan  berpengaruh  terhadap  jumlah  produk  yang  dihasilkan.  Ini    berarti, semakin besar produk yang dihasilkan maka akan semakin  besar pula jumlah biaya yang harus dikeluarkan.
a.  Biaya tetap
Biaya  tetap  yang  diperlukan  pada  kegiatan  usaha  tani  kedelai  seluas 1 ha selama satu musim tanam (3 bulan) sebagai berikut :
·  Sewa lahan 1 ha ......................................................Rp 500.000
b.  Biaya tidak tetap (variabel)
Biaya tidak tetap pada usaha tani kedelai sebagai berikut :
·  Biaya benih kedelai sebanyak 60 kg
@ Rp 5.000/kg .........................................................Rp 300.000
·  Biaya pupuk
1)  Pupuk urea sebanyak 50 kg
@ Rp 1.450 .........................................................Rp  72.500
2)  Pupuk SP36 sebanyak 50 kg
@ Rp 2.100 ........................................................Rp 105.000
3)  Pupuk KCl sebanyak 50 kg
@ Rp 2.250 ........................................................Rp 112.500
Total biaya pupuk ...............................................Rp 290.000
·  Biaya pestisida
1)  Padat 1 kg @ Rp 15.000 ......................................Rp 15.000
2)  Cair 1 liter @ Rp 100.000 ...................................Rp 100.000
Total biaya pestisida ...........................................Rp 115.000
·  Biaya  tenaga  kerja  (penyiapan  lahan,  tanam,  pemeliharaan,
panen, dan proses)
1)  70 HKW @ Rp 10.000 ........................................Rp 700.000
2)  40 HKP @ Rp 15.000 .........................................Rp 600.000
Total biaya tenaga kerja ..................................Rp 1.300.000
Total biaya variabel .........................................Rp 2.005.000

Total biaya produksi = Biaya tetap + Total biaya variabel
       = Rp 500.000 + Rp 2.005.000
       = Rp 2.505.000   37
2.  Pendapatan dan keuntungan
Produksi  biji  kedelai  yang  diperoleh  dari  luas  areal  tanam  1  ha
selama satu musim tanam (3 bulan) mencapai 2 ton/ha. Bila harga
jual  pada  saat  panen  dapat  mencapai  Rp  3.000/kg  maka
pendapatan yang diperoleh petani sebagai berikut :
  Pendapatan  =  Volume produksi x Harga jual
      =  2.000 kg x Rp 3.000/kg
      =  Rp 6.000.000
Keuntungan  yang  diperoleh  dari  usaha  tani  kedelai  seluas  1  ha
sebagai berikut :
  Keuntungan  =  Pendapatan – Total biaya produksi
      =  Rp 6.000.000 – Rp 2.505.000
      =  Rp 3.495.000
b.  Analisis kelayakan usaha
Penilaian  suatu  kelayakan  usaha  tani  dilakukan  dengan  beberapa  cara,  antara  lain  return  of investment  (ROI)  dan  perbandingan  biaya  dengan pendapatan (benefit cost ratio, B/C rasio).
1.  Return of investment (ROI)
Return  of  investment  merupakan  ukuran  perbandingan  antara  keuntungan  dengan  total  biaya  produksi.  Cara  ini  digunakan  untuk  mengetahui  tingkat  efisiensi  penggunaan  modal  atau  mebgukur  keuntungan  usaha  tani  dalam  kaitannya  dengan  jumlah modal  yang  diinvestasikan.  Perhitungan  ROI  dilakukan  dengan  rumus  sebagai  berikut :
ROI =         Pendapatan
              Total biaya produksi  
         =      Rp 6.000.000      
    2,39
        =    Rp 2.505.000
Nilai  ROI  untuk  usaha  tani  kedelai  sebesar  2,39.  Berarti,  setiap  modal  Rp  1  yang  dikeluarkan  untuk  usaha  tani  kedelai  akan  menghasilkan keuntungan sebesar Rp 2,39. Dengan demikian, usaha
tani kedelai tersebut dinilai efisien dalam penggunaan modal.
2.  Benefit cost ratio (B/C rasio)
Benefit  cost  ratio  (B/C  rasio)  merupakan  suatu  ukuran  perbandingan  antara  keuntungan  bersih  dengan  total  biaya  produksi  sehingga dapat diketahui kelayakan usaha taninya. Bila nilai B/C rasio lebih besar dari 1, berarti usaha tani tersebut layak untuk dilaksanakan.  Sebaliknya,  bila  nilai B/C  rasio  lebih  kecil  dari 1,  usaha  tani  tersebut  tidak layak untuk dijalankan.
Perhitungan B/C  rasio usaha  tani kedelai dilakukan dengan  rumus  sebagai berikut :
B/C rasio  =          Pendapatan 
                     Total biaya produksi
                 =         Rp 3.495.000           =   Rp 2.505.000
1,39   
Hasil  perhitungan  nilai  B/C  rasio  pada  usaha  tani  kedelai  senilai  1,39.  Artinya,  setiap  satuan  biaya  yang  dikeluarkan  akan  diperoleh  hasil  penjualan  sebesar  1,39  kali  lipat. Hasil  ini menunjukkan  bahwa  usaha tani kedelai layak untuk dikembangkan.
                                  












DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto,  T.  dan  R.  Wudianto.  1999.  Meningkatkan  Hasil  Panen Kedelai  di  Lahan  Sawah-Kering-Pasang  Surut.  Penebar Swadaya. Bogor. 86 hal.
 Adisarwanto,  T.  2005.  Budidaya  dengan  Pemupukan  yang  Efektif  dan Pengoptimalan  Peran  Bintil  Akar  Kedelai.  Penebar  Swadaya. Bogor. 
 Effendi,  I  dan  M.  Utomo.  1993.  Analisis  perbandingan  tenaga  kerja, produksi  dan  pendapatan  usahatani  kedelai  pada  sistem  tanpa olah tanah dan olah tanah biasa di Rawa Sragi, Lampung. Dalam  M. Utomo et al. (Eds.). Prosiding Nasional IV Budidaya Pertanian  Olah Tanah Konservasi; hal 247-253.
Hidayat,  O.  D.  1985. Morfologi  Tanaman  Kedelai.  Hal  73-86.  Dalam  S. Somaatmadja et al. (Eds.). Puslitbangtan. Bogor.
 Fachruddin,  Lisdiana,  Ir.  2000.  Budidaya  Kacang-kacangan.  Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
 Prasastyawati,  D.  dan  F.  Rumawas.  1980.  Perkembangan  bintil  akar Rhizobium javonicum pada kedelai. Bul. Agron. 21(1): 4.
 Rukmana, S. K. dan Y. Yuniarsih. 1996. Kedelai, Budidaya Pasca Panen.  Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 92 hal.
 Sumarno dan Harnoto. 1983. Kedelai dan cara bercocok tanamnya. Pusat  Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Buletin Teknik  6:53 hal.
 Suprapto, H. 1998. Bertanam kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta.